Keistimewaan Akidah Ahlussunnah wal
Jamaah Asy'ari Al Maturidi
Oleh : Rahmat Taufik Tambusai
Diantara keistimewaan Akidah Ahlus
sunnah wal Jamaah yang dikembangkan oleh Abu Hasan Asy'ari dan Abu Mansur Al
Maturidi adalah sebagai berikut :
1. Rujukan Akidah Ahlussunnah wal Jamaah ( ASWAJA ) tidak tergantung kepada satu ulama, tetapi ribuan ulama sepanjang masa, jika dianggap yang mempopulerkan pertama kali Imam Abu Hasan Asyari, maka semenjak zaman Abu Hasan Asyari sampai hari ini mayoritas ulama berakidahkan Ahlussunnah wal Jamaah, dan perlu diingat Abu Hasan Asyari hanya meneruskan Akidah para sahabat, Tabiin, Tabi'ut Tabi'in, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafii dan Imam Ahmad Bin Hambal yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW.
Sementara kelompok sebelah hanya kepada
satu dan dua ulama, dan itu pun ulama yang kontroversi di masa hidupnya, yang
ditolak mayoritas ulama sampai hari ini, diantaranya Syeikh Ibnu Taimiyah dan
Syeikh Muhammad Abdul Wahhab.
2. Ajaran Akidah Ahlussunnah wal Jamaah
dibawa oleh ribuan ulama dan jutaan alumni serta diikuti mayoritas umat islam
sepanjang masa, yang dibawa oleh ulama super cerdas dan tidak kontroversi pada
masanya, sebagai bukti lurusnya ajarannya, serta diriwayatkan secara mutawatir
dan bersanad dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sementara kelompok sebelah tidak
diriwayatkan ajarannya secara bersanad dari satu generasi ke generasi
berikutnya, tiba - tiba muncul sebagai pengusung dan penerus tanpa berjumpa di
majlis ilmu.
3. Ajaran Akidah Ahlussunnah wal Jamaah
dibawa oleh panglima - panglima islam yang berjuang di medan laga, yang mana
mereka diakui keadilan dan kealimannya, diantaranya panglima Sholahuddin Al
Ayyubi, Saifudin Qutus, dan Muhammad Al Fatih.
Yang membuat kita bangga dan bertambah keyakinan
kita akan kebenaran akidah ASWAJA, salah satu panglima islam yang berakidah
Ahlussunnah wal Jamaah dikabari Nabi akan kelahirannya, yang dikenal dengan
Muhammad Al Fatih sang penakluk konstantinopel kerajaan Romawi di wilayah
timur, yang sekarang masuk wilayah negara Turki.
Nabi bersabda :
لَتُفتَحنَّ القُسطنطينيةُ ولنِعمَ
الأميرُ أميرُها ولنعم الجيشُ ذلك الجيشُ
“Sesungguhnya akan dibuka kota
Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu, dan
sebaik-baik pasukan adalah pasukan perang saat itu ( HR. Ahmad, Bukhari, Hakim
dan Thabrani )
Muhammad Al Fatih diasuh dari kecil
dengan Akidah Al Maturidiah dan dalam fiqih dengan Mazhab Hanafi.
Apa mungkin kabar dari Nabi jatuh kepada
orang yang menyimpang Akidahnya ? Mustahil berita akan lahirnya pemimpin yang
disebutkan dalam hadits Nabi seorang yang menyimpang dalam Akidahnya, pastilah
seorang yang diridhoi oleh Allah dan Rasulnya.
Sementara kelompok sebelah pemimpin dan
ulama mereka lahir di negeri yang mana Nabi tidak mau mendoakannya dan Nabi
mengabarkan bahwa negeri tersebut akan munculnya fitnah dan tanduk setan.
حَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ آدَمَ ابْنُ
ابْنَةِ أَزْهَرَ السَّمَّانِ حَدَّثَنِي جَدِّي أَزْهَرُ السَّمَّانُ عَنْ ابْنِ
عَوْنٍ عَنْ نَافِعٍ عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِي يَمَنِنَا قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ
لَنَا فِي شَامِنَا وَبَارِكْ لَنَا فِي يَمَنِنَا قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ
هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا أَوْ قَالَ مِنْهَا يَخْرُجُ قَرْنُ
الشَّيْطَانِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا
الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ عَوْنٍ وَقَدْ رُوِيَ هَذَا الْحَدِيثُ أَيْضًا عَنْ
سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah menceritakan kepada kami Bisyr bin
Adam cucu Azhar bin As Saman telah menceritakan kepadaku kakekku yaitu Azhar As
Saman dari Ibnu 'Aun dari Nafi' dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah bersabda:
"Ya Allah, berkahilah kami di negeri Syam kami, Ya Allah, berkahilah kami
di negeri Yaman kami." Mereka (para sahabat) berkata: "Dan di daerah
Najd kami?" beliau bersabda, "Ya Allah, berkahilah kami di negeri
Syam kami, dan berkahilah kami di negeri Yaman kami." Mereka (para
sahabat) berkata: "Dan di daerah Najd kami?" beliau bersabda,
"Di sana akan terjadi gempa bumi dan fitnah-fitnah." Atau beliau
bersabda, "Darinya akan muncul tanduk setan." Abu Isa berkata,
"Hadits ini adalah hadits hasan shahih, gharib melalui jalur ini yaitu
dari hadits Ibnu 'Aun. Dan hadits ini juga telah diriwayatkan dari Salim bin
Abdullah bin Umar dari ayahnya dari Nabi."
4. Ajaran Akidah ASWAJA tersimpan rapi
di dalam ribuan buku karangan ulama, dipelajari dan diteliti serta
disempurnakan oleh ulama di setiap generasi dan diberi syarah, hasyiyah, hamis,
tahqiq, takliq oleh murid dan ulama generasi selanjutnya sampai hari ini.
Teori Akidah ASWAJA telah teruji dalam
membantah ajaran yang menyimpang, baik dari kalangan umat islam maupun diluar
agama islam seperti Ateis, Yahudi, majusi dan Nasrani.
Dan ribuan tahun dikaji dan diteliti
oleh ulama otoritatif di setiap zaman dan yang paling penting dalam buku mereka
saling menguatkan satu teori dengan teori yang lainnya.
Sementara kelompok sebelah tidak sampai
ribuan ulama dan tidak pula disebutkan dalam ribuan karangan ulama, dan yang
lebih tidak masuk akal, antara teori satu dengan teori yang lain saling
bertabrakan dan bertentangan.
5. Ajaran Akidah ASWAJA lahir ditengah merebaknya
Akidah menyimpang seperti Muktazilah, Jahmiyah, Mujassimah, Musyabbihah,
kemudian Akidah ASWAJA tampil sebagai penentang dan meluruskan Akidah
menyimpang tersebut.
Dengan kokohnya Akidah ASWAJA mampu
mematahkan argumen para penentangnya sampai hari ini.
Sementara kelompok sebelah muncul
ditengah umat islam yang berakidah ASWAJA, kemudian menyalahkan ajaran ASWAJA,
dan mereka lupa bahwa ajaran ASWAJA telah lulus dari pertentangan dari puluhan
kelompok menyimpang, dan berakhir sebagai pemenang sampai hari ini.
Dan Akidah ASWAJA telah teruji ampuh
mematahkan argumen baik dari kalangan umat islam seperti Muktazilah, Jahmiyah,
Qodariyah, Mujassimah, Musyabbihah, Syiah, Jabariyah, dan Hasyawiyah maupun
dari luar umat islam seperti Ateis, Yahudi, Majuzi, dan Nasrani.
6. Mayoritas Ahlul bait Rasulullah
berakidahkan Ahlussunnah wal jamaah Asy'ari Al Maturidi.
Ahlul bait Nabi mempunyai kedudukan yang
mulia disisi Nabi sehingga dalam Hadits, Nabi mengingatkan umat islam akan
kedudukan anak keturunannya.
Dan Anak keturunan Nabi tidak akan
terputus sampai hari kiamat sesuai janji Allah dalam surat Al Kausar.
Serta mustahil Ahlul bait keturunan Nabi
bersepakat dalam penyimpangan dan tidak mungkin mereka bodoh semua. Dengan
masuknya mereka dalam barisan ASWAJA maka menguatkan keyakinan kita bahwa
Akidah yang dikembangkan oleh Imam Abu Hasan Asy'ari dan Imam Abu Mansur Al
maturidi benar diatas yang Hak.
7. Diikuti oleh mayoritas ulama islam
dalam segala bidang, ulama Hadits, ulama Tafsir, ulama Fiqih, ulama Usul Fiqih,
ulama Bahasa, Ulama Sejarah, ulama Tasawuf dan ulama Kalam.
Keistimewaan ini tidak dimiliki oleh
kelompok sebelah, yang mana pengikutnya terbatas kepada keturunan dan ulama
tertentu yang keahliannya tidak sebanding dengan ulama Ahlus sunnah Wal Jamaah.
Bagaimana bisa memandingkan Imam Nawawi,
Ibnu Hajar Asqolani, Suyuti, Ibnu Asakir, Baihaqi dan Imam Assubki yang hafal
Hadits dengan yang hanya membuka lembaran kertas dari satu kitab ke kitab
lainnya.
Dalu - dalu, Senin 13 September 2021
Comments
Post a Comment